Selasa, 12 Mei 2015

keluarga bahagia

Berawal dari curhatan secara tidak langsung, curahan hati seorang istri yang sudah hancur lebur hatinya, seorang ibu yang setiap hari menyimpan luka sambil menanggung beban berat yang sedemikian rupa, di caci maki anak2 tersayangnya, dijadikan buah bibir busuk tetangga2 nya, yang selalu terlihat kuat namun baru saja kusadari, ternyata sungguh rapuh hatinya.

Jika saya bisa mengulang waktu, kembali ke masa 15 tahun lalu, satu hal yang tidak akan pernah saya lakukan sejak dulu, yaitu mempercayai ayah saya. Ayah brengsek yang membuat istri nya menjadi istri paling menyedihkan se-ciledug. Ayah brengsek yang membiarkan anak-anak nya tumbuh besar berbadan kurus-kurus tanpa kasih sayang seorang ayah. Ayah brengsek dengan kata-kata manisnya yang sampai 2 bulan lalu masih saya indahkan kata-katanya. Ayah brengsek yang setiap harinya membiarkan istri dan anak-anaknya bersahabat dengan rasa kecewa, kecil dan kesepian.

Jika menjadi seorang istri dan ibu bisa semenyedihkan itu, apa kelak saya harus menjadi seorang istri? apa hidup memang untuk menjadi menyedihkan? Untuk apa ada pernikahan kalau meninggalkan adalah suatu yang dianggap biasa saja. Untuk apa menanam benih yang dengan mudahnya di telantarkan.

Cinta itu sialan, lebih sialan dari semua rasa yang ada di dunia ini, cinta itu adalah omong kosong terbesar yang menjijikan. Keluarga bahagia bisa tercipta karna cinta? tai kucing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar